Tulisan ini bukan berarti akan memisahkan antara aliran mentalis
dengan aliran lainnya dalam sulap secara total, namun hanyalah sebuah
perbandingan comparative dari cara mempertunjukan masing-masing aliran
seni sulap itu. Dalam tulisan ini aliran klasik dan lainnya digolongkan
dalam katagori sulap agar memudahkan pembahasan, sementara mentalis akan
digolongkan dalam kreteria mentalis.
Hal pertama yang harus diketahui oleh seorang mentalis adalah bahwa
ada perbedaan nyata antara pertunjukkan mentalis dan pertunjukkan sulap.
Meski metode dan alat peraga yang mereka bawakan seringkali memiliki
kemiripan, seorang metalis mampu memanfaatkan teknik-teknik psikologis
tertentu yang tidak bisa dilakukan oleh pesulap.
Sudah merupakan fakta bahwa saat kita bicara pada seseorang, orang
tersebut akan memperhatikan wajah kita. Apa bila kita adalah seorang
orator (ahli pidato) atau seorang komedian, kondisi seperti ini hampir
selalu benar adanya karena tak ada alasan lain untuk memalingkan wajah.
Tidak begitu halnya bagi seorang pesulap. Orang tahu di awal bahwa
pesulap melakukan trik, dan setiap orang membayangkan bahwa mereka
mungkin melihat “bagaimana cara melakukannya” jika mereka melihatnya
dari dekat, perhatian mereka akan tertuju antara wajah dan tangan si
pesulap (atau khususnya bagaimana alat peraga digunakan). Oleh
karenanya, seorang pesulap akan memanfaatkan salah arah untuk memastikan
bahwa perhatian diarahkan secara benar.
Jika seorang pesulap memasukkan permainan mental dalam pertunjukkan
mereka, hal yang sama pun diterapkan. Meski dia mungkin menyatakan akan
mendemontrasikan suatu fenomena pikira, para penonton sudah terkondis
untuk tidak mempercayai segala sesuatu yang dikatakan pesulap dan akan
terus mencari trik-trik yang digunakan.
Oleh karenanya, sangat beralasan jika seorang penonton mempunyai
alasan untuk bersikap curiga bahwa pelaku pertunjukkan memperlihatkan
sulap atau tipuan sulap”, kata-kata dan perbuatannya akan menjadi bahan
penelitian ketimbang yang dilakukan oleh seorang ahli pidato.
Itulah sebabnya para mentalis bisa secara efektif memanfaatkan
metode-metode yang akan secara transparan terlihat kasar dan nyata jika
digunakan oleh seorang pesulap. Seorang mentalis harus mempunyai sesuatu
yang “LUAR BIASA”.
Demi menyaksikan seorang mentalis yang secara total mampu menarik
perhatian penonton hanya dengan efek sederhana, beberapa pesulap yang
kurang berlatih seringkali memaksanakan diri untuk memasuki “ranah
mentalisme”. Tak ada ketrampilan psikis untuk secara akurat
memprediksikan apa yang akan terjadi jika mereka mengelabuhi diri mereka
sendiri terhadap penonton yang tidak merasa curiga.
1. MAKNA DI BALIK MENTALISME
Pertunjukkan mentalisme pada dasarnya merupakan seni mempertunjukkan
efek-efek yang nampaknya di luar nalar dalam suatu pertunjukkan. inti
dari pertunjukan mentalisme ini terletak pada kemampuan pelaku untuk
mengatasi rasa tidak percaya penontonnya. Sayangnya, dalam soal psikis
dan fenomena paranormal lainnya, sudah ada keyakinan mendalam. Tetapi,
merupakan kesalahan besar untuk beranggapan bahwa penerimaan masyarakat
secara sederhana terhadap kemungkinan ESP cukup untuk melakukan suatu
pertunjukkan mentalisme yang sukses.
Pandangan seperti ini menjadi
penyebab banyaknya kegagalan pertunjukkan. Dan hal itu banyak terjadi
dewasa ini.
Kalau begitu, hal apakah yang mampu menjadikan suatu pertunjukkan itu
bagus ? Tentu saja ada banyak faktor, tetapi hal utamanya adalah
pertunjukkan itu harus menghibur. Siapa saja yang berpikir sebaliknya
dan berani mempertontonkan suatu pertunjukkan yang dibuat-buat
merupakan perbuatan yang bodoh dan egoistis. Jika seorang pelaku
pertunjukkan merasa pertunjukkan efek mentalnya akan menyebabkan
penonton duduk terkagum-kagum dengan keahliannya, ia salah besar.
Sesungguhnya, nilai hiburan sendiri tidak menghasilkan suatu
pertunjukkan mental. Tetapi, sulitlah menghibur jika pesulap tidak suka
Anda atau apa saja yang Anda lakukan. Jadi, kita tiba pada aturan
sederhana yang harus Anda lakukan sekuat tenaga agar Anda disukai.
Banyak mentalis dewasa ini berusaha mempertunjukkan suatu imagi bertipe
superman (serba bisa). Hal seperti itu untuk sementara membuat orang
ternganga, tetapi untuk seterusnya mereka akan meninggalkannya. Para
penonton mungkin suka menonton pertunjukkan tipu-tipu sekali waktu,
tetapi mereka melakukannya hanya untuk melongo, bukannya untuk
berinteraksi. Jika seorang mentalis tidak mampu untuk mengajak penonton
berinteraksi, misalnya ikut berpartisipasi secara sukarela, ia gagal
melakukan pertunjukkan.
Aturan Dasar dan Petunjuk Demontrasi Mentalis :
1.Jangan pernah gunakan property yang biasa anda beli di toko-toko sulap
karena orang akan berasumsi anda seorang pesulap. Apa bila memang
membutuhkan property usahakan properti itu adalah alat-alat yang biasa
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yang memang bukan alat sulap,
misalnya alat-alat tulis perkantoran seperti spidol, penjepit kertas
atau yang lainnya.
2.Jangan terlalu banyak menggunakan property, pelaku pertunjukanlah yang harus mendominasi pertunjukan.
3.Hindari pengaruh yang meminta penonton menghitung soal matematika yang
rumit (gunakan operasional matematika yang sederhana), menghitung baris
sebuah buku, dll. Buatlah segala sesuatunya dengan sangat sederhana.
4.Sesuaikan antar perkataan dan perbuatan yang ingin anda lakukan.
Usahakan untuk penonton dapat meng-iya-kan atau mem-benar-kan segala
sesuatu yang anda katakan atau lakukan.
5.Gunakan humor seefektif mungkin.
6.Pastikan anda bisa dilihat dan didengar dari semua sudut dan jarak.
7.Pertunjukan harus mempunyai Tema.
8.Mempunyai pribadi yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Berapa kali Anda mendengar orang mengeluh “Sepertinya saya tidak bisa
meminta penonton untuk ikut berpartisipasi?” Orang yang punya masalah
seperti itu sebaiknya memperhatikan diri sendiri. Apakah mereka
mempunyai kepribadian yang disukai, atau apakah mereka melakukan pose
yang mengancam penontonnya? Atau lebih buruknya lagi, apakah ia terlalu
kuat sehingga orang lain tidak ingin terlihat bersama mereka?
Dan itulah salah satu alasannya pertunjukkan mentalisme sulit
dilakukan. membaca pikiran orang lain secara inheren mengancam orang
lain. Coba pertimbangkan, apakah orang benar-benar ingin pikiran mereka
terbaca? Apa Anda mau pikiran Anda terbaca? Coba bayangkan jika Anda
benar-benar mampu membaca pikiran orang lai dan mengungkapkannya.
Menurut Anda, apa merak akan menyukai Anda? Apa Anda pikir mereka akan
bersuka rela sekali mereka yakin bahwa Anda benar-benar mampu
melakukannya? Tentu saja tidak. Mereka akan menjauhi Anda secepatnya,
atau bakan mereka akan membunuh Anda. tetapi sebagai seorang mentalis
Anda tidak bisa berhenti begitu saja dan bilang Anda hanya melakukan
trik saja. Jika demikian, maka pertunjukka hanya semata permainan puzzle
saja. Kepuasaan dari dalam pun menghilang.
Penyelesaiannya sederhana saja, Anda cukup menciptakan kesan bahwa
Anda melakukannya tidak setiap saat, bahwa hal itu tidak selalu
berhasil, bahwa itu bukanlah pikiran yang Anda baca, melainkan pemikiran
yang dinyatakan secara jelas oleh seorang sukarelawan. itulah sebabnya
mereka harus menuliskan segala sesuatunya, atau melakukan pilihan di
antara opsi yang sudah jelas-jelas ditentukan. Dalam satu sentakan, Anda
telah berhasil menghilangkan satu ancaman sekaligus menjadikan rahasia
mentalisnya dimungkinkan dan masuk akal.
Mengatasi Penonton
Masalah terbesar pelaku pertunjukan terkait dengan seting tempat.
Oleh karenanya, setiap pelaku pertunjukan sebaiknya membiasakan diri
terlebih dahulu dengan tempat yang akan dipakainya. Selain masalah
tempat, yang perlu diperhatikan adalah orang-orang yang terlibat dalam
pertunjukan itu. Apakah mereka memahami petunjuk-pertunjukan yang anda
berikan. Jika belum, anda masih punya waktu untuk memberikan penjelasan
lebih dalam.
Masalah berikutnya adalah penonton. Seorang pelaku pertunjukan harus
benar-benar memperhatikan penonton dimana mereka duduk dan apa yang akan
anda lakukan terhadap mereka yang duduk di bangku depan. dengan
mengunjungi terlebih dahulu tempat pertunjukan kita dapat memperkirakan
seperti apa penontonnya nanti. Sehingga jika nantinya muncul
masalah-masalah yang tak terduga ia bisa melakukan tindakan untuk
mengatasinya.
Selama Pertunjukan anda harus benar-benar bagus diiringi oleh bahan
pertunjukan yang kuat dan langsung. Pertunjukan di awal haruslah menarik
perhatian. jika tindakan buruk dan lambat, pertunjukan akan membuat
penonton mengalihkan perhatian mereka. jika anda memanfaatkan humor
pastikan humornya yang terbaru dan jangan Jayus.
Seorang mentalist dalam mempresentasikan keahliannya baik di atas
panggung (Stage atau Parlor) atau dengan jarak dekat (Close Up) haruslah
memperhatikan unsur utama yang ada di dalam dirinya, yaitu dialog
(suara atau vokal) dan gerak (tubuh) nya. Lantas apa kreteria dialog dan
gerak yang baik untuk seorang mentalis dalam mempertunjukan aksinya ?
Dialog (suara atau vokal) yang baik ialah dialog yang :
1.terdengar (volume baik)
2.jelas (artikulasi baik)
3.dimengerti (lafal benar)
4.menghayati (sesuai dengan tuntutan atau jiwa permainan yang dibawakannya)
Penjelasan :
1.Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh
2.Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata
terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali.
Jangan terjadi kata-kata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.
3.Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan
bahasa yang dipakai . Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus
diucapkan berani bukan ber ani.
4.Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat
menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan permainan yang
dibawakannya.
Vokal merupakan tenaga dalam olah suara. Vokal adalah suara yang
menyembunyikan kata yang keluar dari mulut. Vokal inilah yang menjadi
kunci dalam pertunjukan mentalist. Dengan vokal yang baik akan bisa
memberikan kontribusi yang besar bagi pertunjukkan atau pementasan
mentalism. Jika vokal tidak bagus atau jelek, maka kalimat menjadi
mubazir dan tidak berguna dalam pertunjukan mentalism.
Ukuran bagus dan tidaknya suatu vokal terletak pada kuat atau
tidaknya suara yang diproduksi lewat mulut. Yang perlu diperhatikan
dalam berlatih olah suara adalah tenaga suara dari perut yang didorong
ke atas melalui ruang resonansi diimbangi dengan pengaturan nafas yang
tepat. Adapun bentuk olah suara dapat dilakukan dengan latihan dasar
menyanyi dan deklamasi.
Gerak (tubuh) yang baik ialah gerak yang :
1.terlihat (blocking baik)
2.jelas (tidak ragu ragu, meyakinkan)
3.dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
4.menghayati (sesuai dengan tuntutan atau jiwa permainan yang dibawakannya)
Penjelasan :
1.Jelas, tidak ragu-ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian bahwa gerak
yang dilakukan jangan setengah-setengah bahkan jangan sampai
berlebihan. Kalau ragu-ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan
terkesan over acting
2.Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak
menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat
barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke
kiri, dan sebagainya.
3.Blocking ialah penempatan diri mentalis di panggung atau terhadap
audiance nya. diusahakan sorang mentalis tidak tertutupi oleh apa pun
yang tidak berhubungan dengan permainannya (misalnya setting, kursi atau
yang lainnya) sehingga audiance tidak dapat melihat mentalis secara
baik.
4.Menghayati berarti gerak gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai permainan yang dibawakannya.
Mentalis lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh
daripada terlihat sebagian besar belakang tubuh.
Hal ini dapat diatur
dengan patokan sebagai berikut :
1.Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan sebaiknya berada didepan.
2.Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan.
Harus diatur pula balance antara mentalis dengan audiance di panggung
atau saat aksi jarak dekat. Jangan sampai audiance mengelompok di satu
tempat.
Dalam hal mengatur balance, adapun uraian dasar komposisinya
sebagi berikut, ingatlah bahwa kesan :
1.Bagian kanan lebih berat daripada kiri
2.Bagian depan lebih berat daripada belakang
3.Yang lebar lebih berat daripada yang sempit
4.Yang terang lebih berat daripada yang gelap
5.Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi
Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga
untuk memberi kesan mendalam kepada mentalis sebagai sumber pertunjukan
sesuai permainan yang dibawakannya.
Dua kemampuan dasar secara internal bagi seorang mentalis ini dapat
dilatih melalui pelatihan olah vokal dan olah tubuh secara rutin di luar
latihan nomor pertunjukan yang akan dibawakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar